"TUMALING “ PEMBERANI “
DARI TUARA”
S
|
ebuah kampung terletak enam kilo meter dari kota
enrekang, konon kabarnya dulu kala hidup seorang rakyat bernama TUMALING.
Seorang lelaki yang memiliki badan yang tegap dan besar.
Tumaling
hidup seorang diri, ia sangat cinta pada kampungnya sehingga setiap ada
penduduk asing yang masuk akan ditanya beberapa hal. Salah-satunya adalah
tujuan dan maksuh kedatangannya. Ia tak perna memandang apa dan siapa latar
belakang tamu yang datang. Jika ada tamu asing yang ia lihat, ia akan segera
memiringkan badannya di tengah jalan bertanda tamu harus berhenti dan menjawab
peranyaan tumaling. Ia seakan-akan menjadi satpan di kampungnya.
Dari
hari-kehari sikap Tumaling tidak pernah beribah. Ia tidak bosan untuk berjalan
dari batas utara ke batas selatan kampungnya. Hal ini a lakukan sendiri setiap
ada rakyat lain yang menanyakan prilaku tumaling, ia akan menjawab bahwa
kampung kita adalah kampung yang suci, aman dan tentram. Kita harus seliktif dalam memilih tamu jangan
sampai kedatangan mereka membawa misi
tersendiri sehingga akan berdampak negatip pada kampung kita kedepannya.
Sipat
dan sikap pemaling mulai tercium oleh raja. Dari mulut-kemulut, beredar berita
bahwa di kampung sana terdapat orang yang akan tuara ( dialok enrekang/posisi
badan yang agak miring ) jika ada tamu yang akan masuk. Karena berita itu,
akhirnya tumaling di panggail oleh raja.
Oh.....
benarkah engkau rakyatku yang bernama tumaling,?
Katanya
engkau akan tuara, jika ada orang asing yang memasuki kampungmu? Tanya raja..
Benar
raja, sayalah tumaling jawabnya singkat.
Tumaling
dan raja terus berkomonikasi, pada akhirnya raja akan menguji keberanian
tumaling yang diceritakan rakyat lainnya.
Tumaling,
saya ingin melihat keberanianmu..!
Saya
ingin kamu menuju keselatan, derah yang terkenal selau kacau karena banyak
orang jahat dan pencuri yang tinggl di sana. Jelas raja.
Lalu?
Balas tumaling.
Bunuh
mereka yang kau anggap jahat, selalu buat kekacauan, selalu mencuri.
Apa ?
tumaling dengan nada kaget.
Tidak
itu saja, setelah kau bunuh bawa buktinya ke kempung mu dan kehadapan saya.
Pakah
saya harus membawa jasat mereka, bukankah itu terlalu berat raja, belum lagi
jaraknya jauh. Rayu tumaling tidak, kau takperlu bawa mereka. Cukup potongan
dan pasangan telinganya melingkar di perutmu yang besar itu. Jika tidak ada
bagian perut yang akan terlihat hanya
telinga-telinga para
penjahat lanjut raja .
Tumaling
akhirnya dikirim ke daerah selatan, setibanya di sana keadaan sebenarnya, raja
lebih parah dari pada cerita yang di ceritakan Raja. tumaling pun mulai
berpikir dan menyusun stategi untuk membunuh penjahat itu.
Satu
persatu teling di pasang di perut tumaling. Jumlah para penjahat mulai
berkurang waktu digariskan raja hampir selesai, sementara penjahat di daerah
selatan masi baik.
Tiap
malam tumaling mendeteksi para penjahat lalu menyusun strategi sehingga
membuhnya. Rakyat derah selokan mengakui
kehebatan tumaling karena berhasil menghabisi gerombolan pengacau diderah
selatan. Akhirnya, daerah selatan mulai aman.
Kini
tiba waktunya tumaling untuk pulang menghadapi raja. Daerah selatan juga mulai
aman serta waktu yang telah di gariskan raja hampir usai.sementar, disekitar
istana telah banyak orang untuk menunggu kedatangan tumaling. Raja pun
demikian. Ia penasaran dengan lingkaran teling diperut tumaling. Tumaling pun
tiba, sama seperti yang diminta raja. Perutnya yang besar telah melingkar tali
dan di isi dengan teling manusia. Jumlah teling yang terpasang nyaris tidak
bisa terhitung, melihat itu, raja dan masyarakat pun mengakui bahwa tumaling
pemberasni. Hingga saat ini, kampung kelahiran tumaling bernama Malauwe / tuara
dengan alasan bahwa tuara adalah cara tumaling menjaga kampung ini. Masyarakat
di kampung tuara banyak yang percaya habwa salah satu kuburan keramat di daerah
tuara adalah kuburan tumaling.
Diriwayatkan
oleh : Amran L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar