“LAJANA PINTAS LAJANA”
A
|
da seorang anak lelaki yang bernama lajana. Ia
memiliki seorang adik perempuan yang bernama Biduk. Mereka adalah keluarga yang
serba kekurangan.
Namun demikian lajana lebih memilih makan dan
tidur setiap hari. Kini usia lajana beranjak dewasa, teman sepermainannya telah
banyak yang berkebun dan bersawah. Berbeda dengan lajana yang tidak juga
memperlihatkan kedewasaannya. Ia sangat malas bekerja apalagi membantu ibunya
mengurus adiknya.
Pada saat lajana di lahirkan, asa
baru buat ibunya, ia sangat berharap pada anak lelekinya itu kelak dapat
membentu menghidupi kelurga mereka. Tetapi harapan itu belum juga nyata. Lajana
sangat malas sedangkan ibunya terus bekerja, ia takkenak lelah. Siang dan malam
bagi ibunya adalah sesuap nasi untuk buah hatinya lajana dan biduk.
Melihat tingkah lajana yang tidak
berubah ibunya semakin bingung. Setiap saat ibunya memohon kepada anak
sulungnya agar mau membantu kebutuhan keluarga, apakah lagi kehidupan keluarga
mereka semakin hari semakinmemilukan.
Suatu pagi yang menyedihkan, ibu
lajana hendak memesak tetapi sebutir beras pun tak ada. Apalagi laup dan sayur.
Ibunya yang lelah tua memohon-mohon bahkan dengan cucuran air mata kepada
lajana agar mau berbuat sesuatu untuk keluarganya.
Beberapa saat kemudian, lajana
memenggil ibunya. Mendengar suara lajana ibunya sangat bahagia ia yakin anaknya
telah sadar dan tidak malas lagi seperti kemarin-kemarin.
“ ibu..... saya mau bekerja. Saya akan menbajak sawah”
kata lajana.
“ benar ? “tanya ibu kegirangan.
“tapi, ibu harus menyiapkan beras
ketan dan dua ekur ayam untuk saya dan teman-teman yang akan membantu membajak
sawa” akal bulus lajana.
“untuk apa,? Beras untuk makan saja
tidak ada apalagi beras katan dan ayam” jawab ibunya.
Mereka saling bertatapan sejenak,
lalu ibunya berkata “baiklah kalau itu maumu anakku. Saya akan penuhi
permintaanmu” kunci ibunya.
Setelah perbincangan tersebut, ibunya
langsyng kerumah tetangganya untuk meminjam beras ketan dan mencari ayam.
Ibunya tidak ragu untuk meminjam karna sangat yakin bahwa anaknya telah
sadar dan mau bekerja. Setelah beras
ketan dan ayam telah ada, ia mulai memesak dengan perasaan bahagia.
Setelah semuanya usai ibunya
mengantarkan makanan itu ke sawah yang letaknya jauh dan harus menyebrangi
sungai. Setibah di pinggir sungai, ternyata lajana suda menunggu, karna tidak
in gin ketehuan lajana melarang ibunya ikut menyebrang sungai dengan alasan
sungainya dalam dan berbahaya.untuk meyakinkan ibunya, ia menyebrangi sungai
sambil melipat kakinya seolah-olah sungai itu sangat dalam. Meski tidak sampai
kesawah, ibunya sangat bahagia karena anaknya telah berusaha. Sementara itu
lajana sangat bahagia karna makanan yang di bawa ibunya bisa ia makan sendiri.
Beberapa bulan kemudian, area
persawahan di sekitar sawah lajana telah menguning. Tiba saatnya padi itu di ketam. Lagi lagi dimampaatkan
lajana. Apa lagi orang-orang kampung akan berlomba-lomba untuk mengetam padinya
masing-masing.
Perempuan-perempuan desa akan
melakukan yang sama. Mereka akan beramai-ramai mengantarkan makanan ke sawah.
Jika matahari tepat diatas kepala,
lajana akan segerah menuju semak belukar
yang akan menakutinya sehingga mereka berlarian dan meninggalkan makanannya dan
akhirnya makanan tersebut dimakan oleh lajana seorang diri.
Tidak hanya sampai disini akal
busuknya. Jika malam tiba, lajana akan mencuri padi yang di simpan pada gubuk
orang lain dan membawanya pulang. Setibah di rumah ibunya sangat gembira karna
kerja lajana telah membuwakan hasi.
Padi itu akhirnya di olah dan di
masak oleh ibu dan adik perempuannya. Mereka pun menikmati nasi tersebut tampa
sayur dan laup. Melihat keadaan itu, lajana kembali melancarkan akalnya. Ia
kembali bersembuny di semak yang akan dilewati petani sayur atau pedegang
sayur. Jika orang yang membawa sayur telah dekat, ia akan menakutinya sehinga
akan berlari dan meninggalkan barang bawaanya.
Hal yang sama juga ia lakukan di
pinggir sungai. Lajana akan berbuat sesuatu untuk mengambil ikan para nelayan
yang telah berhasil pancingnya. Setiap kembali dari kebun lajana membawa sayur
dan ikan untuk keluarganya. Dengan yakin ia mengakalkan bahwa sayur itu dari
pematang sawah dan laup itu dari sungai yang ia pancing sendiri. Tampa
curiganya, ibu memasak sayur dan laup tersebut.
Pagi itu lajana tidak kesawah karna
ibunya akan kepasar brbelanja. Lajana disuruh ibu untuk menjaga adiknya biduk.
Sebenarnya lajana tidak suka pada anak kecil apalagi jika ia rewel. Lalu lajana
berpikir agar adiknya tenang dan tidak merangkak kesana kemari. Ia akhirnya
menempel kedua mata adiknya sehingga adiknya tidak bisa melihat.
Sepulang dari pasar, ibunya
sangat panik melihat mata biduk yang
tertutup terus, lajana lalu menyarankan kepada ibunya memanggil dukun dan
menyiapkan makanan enak.
Lajana ternyat belum berubah. Ia
menyamar jadi dukun dengan sarung dan aksesoris lainnya lajana pura-pura
mulutnya komat-kamit layaknya dukun. Setelah itu, ia menghabiskan makanan yang
telah disajika ibunya. Ia makan terlalu banyak sehingga ia mengantuk dan ketiduran. Al hasil, ibunya membuka
sarung dan ditemukanlah sosok anaknya yang selalu mengelabuhinya. Akibat
perpuatan si lajana, masyarakat sangat resah dan ibunya tidak bisa berbuat
apa-apa.
Diriwayatka oleh : Abdul japa
slank cinta damai...
BalasHapus